TOLERANSI BERAGAMA PADA ZAMAN RASULULLOH

contoh :
TOLERANSI BERAGAMA PADA ZAMAN RASULULLOH

Pada saat itu ketika rombongan jenazah yahudi melewatinya, Rasulullah berdiri (sebagai penghormatan). Sahabat protes “wahai rasulullah tapi dia itu orang yahudi?” Rasulullah menjawab “BUKANKAH DIA MANUSIA?” Bahkan dilain kesempatan ketika Rasulullah ditanya tentang memberi bantuan materi kepada non Muslim, “Apakah kami boleh memberi bantuan kepada orang-orang Yahudi?” Tanya sahabat kepada Rasulullah saw. “Boleh, sebab mereka juga makhluk Allah, dan Allah akan menerima sedekah kita”, jawab Rasulullah saw sambil bangga atas inisiatif sahabat-nya.

Hanya MUSLIM yang berkwalitas IMAN dan TAQWANYA yang dititipi oleh Allah swt kemampuan menjaga keseimbangan ini. Karena sejatinya perbedaan itu merupakan yang sengaja dihadirkan Allah swt. Sebagaimana firman Allah dalam surat al-Maidah 48, yang artinya :

"Seandainya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu"

SALING MEMBANTU TIDAK DILARANG, YANG DILARANG ITU, adalah tidak diijinkannya kompromi dalam bentuk mencampuradukkan ajaran agama

RUKUN ANTAR UMMAT BER AGAMA
saling menghormati, saling menghargai dengan batasan dan yang ditegaskan Allah SWT, yang artinya  “Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku". (QS: Al-Kaafiruun Ayat: 1-6)

http://www.merdeka.com/peristiwa/contohlah-toleransi-di-malang-halaman-gereja-untuk-salat-id.html